Jumat, 10 Agustus 2007

Cara Carding

Semenjak dipopulerkannya sistem kartu kredit sekitar tahun 70-an dulu,
semakin banyak orang yang menggunakan sistem pembayaran kartu kredit sebab
kartu kredit dianggap lebih praktis untuk dibawa-bawa dan lebih mudah
sebab sistem pembayarannya adalah online. Di Amerika, Kanada dan
negara-negara Eropa, kartu kredit adalah hal yang sangat lumrah digunakan,
bahkan oleh para pelajar SMA sekalipun. Di Indonesia, biar bagaimanapun,
kartu kredit masih dipandang sebagai simbol status. Dulu saya ingat di
waktu saya masih SMA di Lampung ada teman yang punya kartu kredit dan tiap
hari diporotin oleh anak-anak. Beberapa tahun belakangan, dengan makin
ramainya 'online business' di Indonesia, semakin meluaslah pemakaian kartu
kredit sebagai sistem pembayaran, terutama di kota-kota metropolitan
seperti Jakarta, Medan dan Surabaya.

Bagaimana kartu kredit bisa jatuh ke tangan orang lain.
=======================================================

Pada prinsipnya, sang kartu sendiri (plastik) sangat jarang didapatkan.
Hal ini sebab orang beranggapan, jika kartu kreditnya disimpan di lemari
dan hanya dikeluarkan pada saat ingin digunakan, maka akan sangat susah
untuk menyalah gunakan kartu tsb. Ini adalah kesalahan yang cukup besar.
Pada pokoknya, jika kamu ingin melakukan kejahatan penyalahgunaan kartu
kredit, yang diperlukan adalah *nomor* kartu tersebut, beserta nama
pemiliknya (banyak juga bisnis yang meminta tanggal kadaluwarsa, namun di
Internet, biasanya kamu bisa lolos menggunakan nomor dan nama saja,
asalkan tanggal kadaluwarsa diisi (dikarang-karang) paling tidak enam
bulan didepan).
Bagaimana caranya memperoleh nomor-nomor kartu kredit ini ??? Di
negara-negara dimana kartu kredit digunakan secara meluas, untuk
mendapatkan nomor kartu kredit, biasanya tidak memerlukan ketrampilan
khusus. Kamu bisa iseng ngaduk-ngaduk tempat sampah toko grosir atau bisa
coba kerja di pom bensin, dan mendapatkan bon kartu kredit pelanggan. Di
Indonesia, hal ini semakin mungkin dilakukan, terutama di pasar-pasar
swalayan besar seperti Sogo, segitiga Senen, M Plaza, dll. Biasanya bon
penerimaan berupa kertas berwarna yang mencantumkan nama, nomor kartu
kredit, berapa total harga, dan seterusnya. Jika kamu seorang perempuan,
itu lebih bagus lagi. Cari kerjaan sebagai kasir dan sempatkan diri untuk
menyalin nomor-nomor tersebut. Perempuan juga jarang dicurigai ;-).
Mengaduk-ngaduk tempat sampah juga bisa berguna, sebab selain bisa
mendapatkan salinan bon, jika kamu ngaduk-ngaduk tempat sampah di dekat
bangunan ISP, kamu juga bisa mendapatkan password/login, dll (lihat
artikel 'Trashing dan Social Engineering').
Metode mutakhir yang sekarang banyak digunakan di negara-negara maju
adalah dengan cara menggunakan perangkat 'surveillance' untuk mendapatkan
nomor kartu kredit calon korban. Tentu saja jika kamu berhasil
mendapatkan akses ke database milik ISP atau Web komersil, kamu bisa
memanen ratusan bahkan ribuan nomor kartu kredit dari situ.

Sudah dapat kartunya, lalu?
===========================

Umumnya, para kriminil tingkat kecil-kecilan yang berhasil mendapat nomor
kartu kredit milik orang lain menggunakannya untuk kebutuhan pribadi. Hal
ini masih agak sulit dilakukan di Indonesia sebab masih jarang bisnis
komersil yang bersedia menerima pembayaran kartu kredit tanpa mengecek
detailnya. Di Kanada sini, cara yang banyak dipraktekkan adalah sbb:

- temukan rumah kosong / yang lagi ditinggalkan penghuninya untuk jangka
waktu yang lama
- buka katalog-katalog barang-barang menarik yang diinginkan
- telepon sang penjual, bayar dengan kartu kredit tsb (perlu tgl
kadaluwarsa, dan biasanya alamat sang empunya kartu).
- minta diantarkan ke alamat rumah kosong tadi (atau, lebih bagus lagi,
kamar hotel), dan minta 'express delivery' (hari berikutnya)
karang alasan seperti: perlu mendadak untuk presentasi lusa, atau
tetek bengek lainnya. gunakan social engineering.
- tunggu kedatangan barangnya.
- ambil barangnya, dan ... CABUT!

Dengan cara ini kadang-kadang para kriminil (umumnya anak ABG) bisa
mendapatkan laptop Tilamook terbaru bernilai $5000. Sang pemilik kartu
sendiri pada saat mengetahui bahwa kartunya telah disalah gunakan tidak
akan dikenakan biaya apa-apa, selain mungkin administrasi pengurusan
kasus, yang nilainya tidak sampai $50.
Dengan makin maraknya servis internet, semakin banyak pula kriminil yang
men(yalah)gunakan kartu kredit curian untuk mendapatkan servis gratis.
Karena komputer itu bodoh, kamu bisa dengan gampangnya mengaku sebagai
pemilik yang sah. Biasanya dengan mengisi 'form' di webpage, kamu bisa
registrasi untuk layanan tsb (kalau tidak salah d-net sudah punya
fasilitas ini, melalui diffy.com-nya, tapi kurang pasti) atau bisa untuk
mengorder sesuatu. Di Indonesia, yang paling sering digunakan oleh para
kriminil jenis baru ini (yang, umumnya adalah cowok ABG) adalah, apalagi
kalau bukan, registrasi 'member' untuk klub-klub porno di Internet.

Beberapa anggapan
=================

1. Tidak mungkin saya bisa dilacak, toh, ini Internet, dan tak ada yang
melihat.
Hampir benar. Mungkin jika kamu hanya menggunakannya untuk pemalsuan
kelas teri, akan dibiarkan saja berlalu. Dalam pemalsuan kelas kakap, pun,
kamu masih bisa lolos tanpa dilacak. Tapi dengan syarat kamu benar-benar
hati-hati. Gunakan line telepon yang bukan milikmu, gunakan account
internet bukan milikmu, dari web gunakan Anonymizer, dll dll (seperti
layaknya cracking/intruding). Namun resiko kamu terlacak jelas ada, bahkan
di Indonesia sekalipun. Setiap transaksi di Internet merekam nomor IP
kamu, walaupun browser kamu tidak diset 'secure'. Anonymizer tidak
bersedia melayani protokol https:// (secure HTTP). Dial-in server yang
kamu gunakan punya catatan nomor mana yang memanggil. Dan, kalo
dipikir-pikir, jika kamu benar-benar konak, kenapa susah-susah, sih? Toh
gambar-gambar kayak gituan banyak tersedia eceran kaki lima. Menggunakan
kartu kredit milik orang ada gunanya jika misalnya kamu berhasil
mendapatkan kartu kredit milik Bambang Suharto atau sodara-sodaranya. Nah,
itu baru enak, bisa kamu porotin tuh orang-orang yang selama ini morotin
rakyat.

2. Kita bisa menggunakan kartu kredit hasil dari 'CC Generator'.
Biasanya tidak benar. Memang, banyak program-program yang beredar di
internet dan bisa menghasilkan nomor kartu kredit, namun program-program
tsb biasanya bekerja atas dasar logaritma nomor kartu kredit. Dan 'nomor
kartu kredit' hasil buatan program-program tsb adalah fiktif. Sedikit
servis di Internet yang melakukan check hanya berdasarkan algoritma ini
saja. Pada umumnya servis-servis komersial menggunakan check berdasar:
Nama Pemegang Kartu, Nomor Kartu, dan Kode Pos alamat pemegang kartu.

3. Saya sudah berhasil mendapatkan password/login untuk barely.hustler.com
(atau sejenisnya) tentunya mulai dari sekarang, saya selalu bisa
mengakses site tsb sebagai 'member'.
Tidak benar. Biasanya nomor kartu kredit hasil curian mempunyai 'umur
hidup' tertentu. Umur hidup ini bervariasi. Kadang-kadang setelah kamu
meregistrasi/mengorder barang pada malam hari, keesokan harinya sang
perusahaan korban melakukan check, dan menemukan kejanggalan (contoh:
Alamat tidak sinkron). Atau bisa juga minggu depannya. Kemungkinan lain
adalah sang pemilik kartu kredit yang asli akan menemukan kejanggalan di
'bill' (laporan rekening) kartu kreditnya. Hal ini akan membuatnya waspada
dan melaporkan kepada bank/institusi finansialnya. Segera setelah itu,
account ilegal kamu akan dimatikan (dan, jika serius masalahnya, bisa
dilakukan pelacakan). Cara yang bisa digunakan untuk memperpanjang 'umur
hidup' nomor curianmu antara lain adalah dengan cara menggunakan kartu
kredit korporasi (milik perusahaan besar), membatasi transaksi ilegal yang
dilakukan (jangan diumbar sekali pakai habisin $200), dlsb.

4. Jangan sekali-kali menggunakan kartu kredit untuk telepon SLJJ/Long
Distance.
Cukup benar. Di Amerika, perusahaan-perusahaan seperti Sprint, AT&T, dll
menerima kartu kredit sebagai ganti koin untuk layanan telepon jarak jauh,
atau bahkan kadang-kadang internasional. Walaupun kamu menggunakan telepon
umum, resiko masih ada. Mereka bisa melacak siapa yang kamu telepon. Hal
ini tentunya bukan masalah jika kamu menelepon teman kamu yang *juga*
menggunakan telepon umum, atau teman kamu yang tinggal di, ... Libya,
misalnya.

Penutup
=======

Kayaknya cukup segini dulu, deh, sebab udah mulai kepanjangan nih. Saran
saya kepada kalian yang tertarik untuk menjadi 'professional carder',
hati-hatilah selalu. Eksplorasi adalah hal yang baik, tapi pastikan
sedapat mungkin kamu tidak merugikan orang lain atau dirimu sendiri. Gitu
dulu, deh. Ciao ..

8 komentar:

Anonim mengatakan...

Wahhhh, thanks bang...get ya bung!!!!!!!!
Q mulai udah bisa menjadi carder kelas teri niiii!!!!!!!
Tambah lagi donk tips2nya!!!!!

by un-drey

Anonim mengatakan...

belajar brooooo......

..::cr4wl3r::.. mengatakan...

sabar ya!!!!!!

Anonim mengatakan...

Saya bisa minta ajarin gak kk..?
kalo bisa lewat mirc..
tentang cara hack..
soalnya saya bingung harus belajar sama siapa dan mulai dari mana..

email saya :

cardingserver@yahoo.com

hana madness mengatakan...

hmmm pgn bgd bisa tpi apa kita perlu paham dulu sm code2 trtentu
soa;nya sy msh awam bgd

tolong ya ajarin saya

makasih

naw scream mengatakan...

mending minta baek2 ma orang nya ..
inget ama dosa moi,..
alw malaikat salah tulis malah numpuk dosa lurang,.....

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Wehh sereem . Tp boleh dong bagi ilmunya . Hhi

Mengenai Saya

In Your Mind, In Your Mind, Indonesia
Tidak gampang ngaku hacker!!!!